AKU di SYMPOSIUM PERNEFRI DAN PPGII 2008


di MEETING & SYMPOSIUM PERNEFRI DAN PPGII 2008 yang di adakan di Bandung tanggal 28 - 30 November 2008 kemaren, aq sempat foto bareng sama Prof Yogi. Beliau salah seorang Nephrolog dari Surabaya, lumayan dekat sama daerah asalku di Malang kota adem ayem...
Awalnya, aku ngejar-ngejar beliau hanya kepengen foto bareng, ternyata aada pelajaran yang berharga yang qdapat dari beliau...
Katanya "Ajining diri ono ing lathi, ajining raga ono ing busana", dasar bener-bener orang jawa tulen, untungnya aq juga orang jawa...
Setelah aku foto bareng dengan beliau, 15 menit setelahnya tepatnya, kira-kira jam 13.00 hari sabtu, 29 November 2008, aq dapat penghargaan yang bener-bener kusangka...
Aku dapat JUARA I FREE PAPER di Symposium PPGII tahun itu. Judul yang kuangkat dari penelitianku itu "TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL TERMINAL PRE DIALISIS".
Untuk semua kegembiraan dan syukurq itu aku pengen ucapkan makasih sama:
1. Allah. swt, Rabb yang Esa dalam hidup dan mati ummat penghuni alam.
2. Bunda, Rabb kedua yang memiliki surgaku.
3. Family, Bangganya aku dengan dukungan kalian semua.
4. Cinta-Qoe, yang uda siapin kostum untuk presentasi dan do'a2 nya yg banyak.
5. Prof. DR. dr. M. Rachmat Soelaeman, Sp.PD-KGH, konsultan dan guru terhebatku.
6. Prof. dr. M. Yogiantoro, Sp.PD-KGH, makasih jabat tangan, dukungan dan pekenalannya.
7. Rekan sejawat di Unit Hemodialisa RSMB, I Love You so much...
Suatu hari ntar, kalo uda qbenahi dan aq punya waktu, pasti q tampilin disini hasil penelitianq itu...

KONSEP DASAR GAGAL GINJAL KRONIK

PENGERTIAN
PengertianGagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono, dkk, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer (2001) gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel. Menurut Brunner dan Suddarth (2001), gagal ginjal kronik atau penyakti renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

ETIOLOGI

Menurut Mansjoer (2001) etiologi dari gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati, diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak diketahui.
KLASIFIKASI
1. GGK Stadium 1 : LFG > 90 ml/menit
2. GGK Stadium 2 : LFG 60 - 89 ml/menit
3. GGK Stadium 3 : LFG 30 - 59 ml/menit
4. GGK Stadium 4 : LFG 15 - 29 ml/menit
5. GGK Stadium 5 : LFG < 15 ml/menit
PATOFISIOLOGI

Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR) mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resiko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menjadi sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan. Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. Hal ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh, sehingga perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul keluhan adanya kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap aktifitas. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001).

MANIFESTASI KLINIK

Menurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu:

Gangguan pada sistem gastrointestinal:

1. Anoreksia, nausea, dan vomitus b/d gangguan metaboslime protein dalam usus.
2. Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.
3. Cegukan (hiccup)
4. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik
Kulit:
1. Kulit berwarna pucat akibat anemia.

2. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.
3. Ekimosis akibat gangguan hematologis
4. Urea frost akibat kristalisasi urea
5. Bekas-bekas garukan karena gatal
Sistem Hematologi:
1. Anemia
2. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
3. Gangguan fungsi leukosit

Sistem Saraf dan Otot:

1. Restles leg syndrome: Pasien merasa pegal pada kakinya, sehingga selalu digerakkan.

2. Burning feet syndrome: Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.

3. Ensefalopati metabolik: Lemah, sulit tidur, konsentrasi turun, tremor, asteriksis, kejang.

4. Miopati: Kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas proksimal

Sistem kardiovaskuler:
1. Hipertensi, akibat penimbunan cairan dan garam.
2. Nyeri dada dan sesak nafas
3. Gangguan irama jantung
4. Edema akibat penimbunan cairan
Sistem endokrin:
1. Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.
2. Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin.
3. Gangguan metabolisme lemak.
4. Gangguan metabolisme vitamin D.
Gangguan sistem lain:
1. Tulang : osteodistrofi renal
2. Asidosis metabolik.


Sedangkan menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah:

Umum: Fatiq, malaise, gagal tumbuh, debil.

Kulit: Pucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.

Kepala dan leher: Rambut rontok, JVP meningkat.

Mata: Fundus hipertensif, mata merah.

Kardiovaskuler: Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis, uremik, penyakit vaskuler.

Pernafasan: Hiperventilasi asidosis, edema paru, effusi pleura.

Gastrointestinal: Anoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik.

Kemih: Nokturia, anuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya.

Reproduksi: Penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekosmastia, galaktore.

Saraf: Letargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma.

Tulang: Hiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D.

Sendi: Gout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang.

Hematologi: Anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.

Endokrin: Multipel.

Farmakologi: Obat-obat yang diekskresi oleh ginjal.


PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Mansjoer (2001), penatalaksanaan medis pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu :

1. Tentukan dan tata laksana penyebabnya.

2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretik loop (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan.

3. Diet tinggi kalori dan rendah protein. Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia.

4. Kontrol hipertensi. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Diperlukan diuretik loop, selain obat antihipertensi.

5. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit. Hindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari) atau diuretik hemat kalium, obat-obat yang berhubungan dengan ekskresi kalium (misalnya, penghambat ACE dan obat antiinflamasi nonsteroid).

6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal. Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti aluminium hidroksida (300 – 1800 mg) atau kalsium karbonat (500– 3000 mg) pada setiap makan.

7. Deteksi dini dan terapi infeksi. Pasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi lebih ketat.

8. Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal. Banyak obat yang harus diturunkan dosisnya karena metaboliknya toksis dan dikeluarkan oleh ginjal. Misal : digoksin, aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin.

9. Deteksi dan terapi komplikasi. Awasi dengan ketat kemungkinan ensefalopati uremia, perikarditis, neuropati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, sehingga diperlukan dialisis.

10. Persiapkan dialisis dan program transplantasi. Segera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi.


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Suhardjono (2001), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu:

1. Pemeriksaan laboratorium. Untuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun.

2. Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG). Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia). Kemungkinan abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.

3. Ultrasonografi (USG). Untuk mencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau massa tumor, dan untuk menilai apakah proses sudah lanjut.

4. Foto Polos Abdomen. Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain.

5. Pieolografi Intra-Vena (PIV). Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.

6. Pemeriksaan Pielografi Retrograd. Dilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel.

7. Pemeriksaan Foto Dada. Dapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial.

8. Pemeriksaan Radiologi Tulang. Mencari osteodistrofi dan kalsifikasi metastatik.

TALKSHOW PENCEGAHAN DINI DIABETES, HIPERTENSI DAN GAGAL GINJAL

Pencegahan dini terhadap penyakit-penyakit Degeneratif yang menyertai proses penuaan tidak bisa dihindarkan dari siapapun. Berbeda ketika seseorang yang “sedia payung sebelum hujan” yakni waspada terhadap timbulnya gejala-gejala yang muncul pada proses penuaannya, seseorang akan bisa hidup lebih lama. Hal itu diungkapkan oleh Prof. dr. Moh Yogiantoro Sp PD-KGH dari RSU Dr. Soetomo pada acara talkshow konsultasi Penyakit Dalam, Ginjal, Hipertensi di Laboratorium Klinik Utama Ultra Medica Surabaya, Sabtu (14/3) pagi.
Dari ketiga penyakit Degeneratif, angka peningkatannya yang semakin cepat yakni penyakit gagal ginjal. Seperti yang sudah diungkapkan profesor yang akrab disapa Prof. Yogi , bahwa penyakit ginjal sering disebut sebagai penyakit diam. Karena sering timbul tanpa gejala atau keluhan. "Sebagian besar orang tidak mempunyai gejala apapun pada awal perjalanan penyakitnya. Bahkan seringkali individu dengan kehilangan fungsi ginjal sampai dengan 90%, baru menimbulkan keluhan atau gejala," ungkapnya disela-sela memberikan konsultasi pada peserta.
Menurutnya, jika penderita sudah kehilangan fungsi ginjalnya, maka penderita harus segera melakukan cuci darah atau melakukan cangkok ginjal. Karena hanya itu satu-satunya pertolongannya untuk hidup "Biasanya, jika penderita mendengar hal ini sangat kaget dan dan tidak percaya bahkan shock berat," katanya. Inilah yang menjadi momok bagi kebanyakan orang di usia tuanya. Karena Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan masalah besar bagi penderita dan keluarga. Disamping biaya cuci darah cukup mahal, kehidupan penderita tergantung dari cuci darah dan cangkok ginjal. GGK bukan hanya masalah individu namun juga sudah menjadi masalah dunia. Karena pengobatan GGT harus dilakukan seumur hidupnya. Dikatakan bahwa data angka prevalensi dan insiden GGK di seluruh dunia menunjukkan peningkatan yang cukup nyata. Setiap tahunnya peningkatan penderita baru mencapai 30%.
Dia menjelaskan, ada beberapa keluhan atau gejala yang kerap kali muncul pada penderita yang sudah 90% mengalami kerusakan ginjal yakni pertama, terjadi perubahan jumlah dan frekuensi urine atau air kencing dan adanya darah di urine. Kedua, nyeri di daerah pinggang, kelelahan, hilangnya nafsu makan, sulit tidur, nyeri kepala. Ketiga, sulit kosentrasi, gatal-gatal, sesak nafas. Keempat, mual dan muntah-muntah. Kelima, nafas kurang sedap dan rasa logam di dalam mulut. Dan keenam terjadi pembekakan kaki dan pergelangan.
Tingginya angka peningkatan itu menunjukan kesalahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat. Hingga kini masyarakat belum mengetahui bagaimana sebaiknya menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit Degeneratif. Untuk itu maka dilakukan secara terus menerus sosialisasi terhadap kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit Degeneratif.
Selain itu ada langkah-langkah yang harus ditempuh agar bisa terhindar dari penyakit Degenatif yakni dengan mengubah gaya hidup lebih sehat. Seperti halnya menurunkan BB (berat badan), tidak mengkonsumsi alkohol, diet sodium, menghindari asupan asam lemak jenuh dan kolesterol, mengatur asupan kalium dan magnesium, meningkatkan aktivitas fisik dan hindari rokok.

PROSEDUR DAN TEKNIK HEMODIALISA

PENGERTIAN
Hemodialisis berasal dari kata "Hemo" : darah, dan "Dialisis" : memisahkan dari yang lain. Sehingga Hemodialisis adalah proses pemisahan zat-zat tertentu dari darah melaui suatu membran semi permeabel (lapisan yang sangat tipis dan memiliki lubang-lubang submikroskopik atau pori-pori).
Ginjal buatan/ dialyzer (halofiber/artificial kidney)
Alat yang digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksik lain dari dalam tubuh, bila fungsi ginjal sudah tidak memadai lagi. Dimana didalamnya mempunyai 2 kompartemen, yaitu kompartemen dialisat dan kompartemen darah yang dibatasi selaput semipermeabel.
Dialisat
Cairan yang digunakan untuk proses hemodialisis. Terdiri dari campuran air dan elektrolit dengan konsentrasi hampir sama dengan serum darah normal.
Blood lines
Pipa-pipa atau selang-selang yang mengalirkan darah dari tubuh menuju dialyzer dan yang dari dialyzer ke tubuh yang sedemikian rupa melalui mesin cuci darah sehingga melindungi darah terkontaminasi dari bahan asing di luar tubuh manusia.
Blood Lines ini terdiri dari: "arteri blood line/inlet/ABL" dan "venous blood line/outlet/VBL".
Blood pump/ pompa darah
Alat yang menyebabkan darah mengalir dalam sirkulasi darah. Bersifat ganda yaitu menarik dan mendorong.
Segment pump
Bagian dari ABL yang ditempatkan pada Blood pump. Segment pump ini memiliki luas permukaan lebih besar di banding line/selang yang lainnya.

Bubble trap/air trap
Suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas menahan/mengamankan gelembung udara dalam sirkulasi darah. Terdapat dua macam Bubble Trap, diantaranya adalah Arterial Bubble Trap (terletak sebelum dialyzer, berfungsi menahan udara masuk ke dalam dialyzer) dan Venous Bubble Trap (terletak setelah dialyzer, berfungsi untuk menahan udara masuk ke pasien).

Qb (Quick Blood) adalah kecepatan aliran darah dalam sirkulasi darah (ml/menit) yang diputar oleh pompa darah pada mesin.

Qd (Quick Dialisat) adalah kecepatan aliran dialisat dalam sirkulasi dialisat (ml/m), pada umumnya Qd memiliki ukuran 300 ml/menit, 500 ml/menit, dan 800ml/menit.

Qf (Quick Fitration) atau ultrafiltration rate (ml/m) yaitu jumlah air yang keluar dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat melalui membran semi permeabel yang disebabkan karena perbedaan tekanan.

Priming adalah pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah (ABL+Dialyzer+VBL) dengan menggunakan cairan NaCl. Tujuan dari Priming adalah untuk mengeluarkan bahan pengawet yang terdapat pada dialyzer.

Conductivity : kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik. Nilai normal dari Conductivity adalah berkisar antara 13,8 - 14, 5.

Arterial Pressure/Negative Pressure adalah tekanan pada inlet yang dimonitor sebelum blood pump, disebut juga fistula pressure, terjadi bila ada hambatan dari arteri, aliran darah yang keluar kurang lancar atau tidak adekuat.

Positive Pressure adalah tekanan pada inlet dimonitoring sesudah blood pump, pada bubble trap disebut juga arterial pressure, terjadi bila ada tekanan pada dialyzer (misalnya: ada bekuan dalam dialyzer).

Venous Pressure adalah Tekanan positif pada outlet yang dimonitor pada bubble trap vena disebut juga venous pressure. Terjadi karena hambatan pada jalan masuk darah ke tubuh, misalnya karena: jarum kecil, posisi jarum kurang baik, vasokonstriksi dari vena

Trans Membrane Pressure/TMP adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan kompartemen dialisat melalaui membrane. Meninggalkan tekanan dialisat berarti menambah daya hisap dari cairan dialisat sehingga cairan darah berpindah ke dialisat dan ultrafiltrasi meninggi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HEMODIALISIS

Aliran darah
Secara teori seharusnya aliran darah secepat mungkin. Hal-hal yang membatasi kemungkinan tersebut antara lain : tekanan darah, jarum. Terlalu besar aliran darah bisa menyebabkan syok pada penderita.

Luas selaput/membran yang dipakai
Yang biasa dipakai : 1-1,5 cm2
Tergantung dari besar badan/ berat badan

Aliran dialisat
Semakin cepat aliran dialisat semakin efisien proses hemodialisis, menimbulkan borosnya pemakaian cairan.

Temperatur suhu dialisat
Temperature dialisat tidak boleh kurang dari 360C karena bisa terjadi spasme dari vena sehingga aliran darah melambat dan penderita menggigil.
Temperatur dialisat tidak boleh lebih dari 420C karena bisa menyebabkan hemolisis.

Sarana ruangan pada Ruang Hemodialisis:
Tempat tidur
Penerangan yang cukup
Wastafel dan kran
Kran-kran untuk sarana hubungan dengan mesin hemodialisis
Saluran pembuangan
Alat pendingin ruangan/ AC
Tempat sampah
Meja suntik
Stop kontak

Pengelolaan air:
Mesin pengelola air seminimalnya harus memiliki bagaian: Water softener dan Revense osmosis

Peralatan kesehatan dan obat-obatan:
Tensi meter + stetoskop
Timbangan BB
Tabung oksigen lengkap
Alat EKG
Slym zuiger
Tromol (duk, kassa, klem)
Bak spuit dan kom kecil
Korentang dan tempatnya
Klem-klem (besar dan kecil)
Gunting
Bengkok, nierbekken
Mat kan/gelas ukuran
Zeil + karet alat untuk alas tangan
Sarung tangan
Kassa/gaas
Plester/ band aid
Verband

Alat-alat khusus :
Dialyzer
Blood lines (ABL/ VBL)
AV fistula/ Abocath no G14 s/d G16
Dialisat pekat
Infuse set
Micro drip
Spuit : insulin 2,5cc, 5cc, 10cc, 30/50cc
Conductivity meter

Obat-obatan:
Lidocain, Novocain
Alcohol, bethadine
Heparin, protamin
Sodium bicarbonat 7 % (meylon)
Obat-obat penyelamat hidup

Yang perlu selain yang diatas adalah:
Surat izin dialysis
Formulir dialysis
Traveling dialsis
Formulir laboratorium
Formulir radiologi

HEMODIALISIS (BILA GAGAL GINJAL)


Setiap orang umumnya mempunyai sepasang ginjal, kiri dan kanan. Bentuknya seperti kacang polong dengan ukuran panjang sekitar 10 cm, lebar 5,5 cm, tebal 3 cm, dengan berat sekitar 150 gr (Wikipedia,2007).

Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain ureum, asam urat, kreatinin, dll. Hasil saringan kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk air seni atau urine, sedangkan darah yang telah bersih dikembalikan ke pembuluh darah besar untuk beredar kembali ke seluruh tubuh. Dalam sehari ginjal harus menyaring sekitar 170 liter darah yang disirkulasikan dalam setiap harinya.

Jika terjadi kerusakan pada ginjal, maka sampah metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni tubuh, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Kemudian air yang tidak dapat diproses dan dikeluarkan dalam bentuk urine, lama kelamaan juga akan menimbulkan penimbunan dalam tubuh (oedema), terutama pada jaringan interstitial dan paru-paru (paru-paru akan terendam air dan akibatnya sesak).

Untuk mengatasi keadaan ini dibutuhkan hemodialisis, yaitu proses penyaringan darah dengan menggunakan mesin hemoodialisis. Pada proses hemodialisis, darah dari pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut dializer atau ginjal buatan. Setelah itu, darah yang telah bersih dikembalikan ke tubuh. Di dalam dializer, darah akan melewati membran yang berfungsi sebagai saringan. Sampah hasil penyaringan akan dimasukkan ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat. Selanjutnya, dialisat yang telah tercampur dengan sampah hasil penyaringan akan dipompa keluar, kemudian diganti dengan larutan dialisat yang baru (Nephrology Channel, 2001).

Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10% kapasitas ginjal normal. Selain itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah (trombus), menggigil, dan udara dalam pembuluh darah (emboli) (Haven,2005).

Pada gagal ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 2 - 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam. Selama ginjal tidak berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor atau cangkok ginjal.

Referensi :


1.Nephrology Channel (2001) : Renal Replacement Therapy. www.nephrologychannel.com
2.Haven L (2005) : Hemodialysis. Yahoo! Health.

3.Wikipedia (2007) : Kidney. en.wikipedia.org

HEBATNYA AIR PUTIH

Sebenarnya tubuh manusia bisa bertahan berminggu – minggu tanpa makanan, tapi tidak untuk minum, karena hanya beberapa hari saja tubuh manusia bisa bertahan tanpa cairan.
Memang sish... Tidak ada cara untuk menyimpan cairan dalam tubuh kita sepertihalnya "Onta Arab" sebagai cadangan cairan yang diperlukan untuk menjaga aliran darah supaya tubuh dapat bekerja semestinya, serta untuk mengembalikan kehilangan cairan yang dikeluarkan paru-paru, kulit, urine dan melalui buang air besar. Cairan mempunyai banyak fungsi dalam tubuh, diantaranya mengatur suhu badan melalui keringat, ginjal membuang racun melalui urine dan membawa nutrisi dan zat penting lainnya keseluruh tubuh.
Asupan cairan segar yang cukup diperlukan setiap hari, tetapi tidak ada standard takaran cairan yang harus diminum sehari-harinya. Sehingga gunakanlah prinsip "Minum untuk melepas dahaga" untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Para Ilmuwan memberikan patokan banyaknya asupan air yang harus diminum setiap hari dipromosikan ke masyarakat sekarang ini yaitu 8 gelas per hari sebanyak 240ml dalam 24 jam.

Intinya, ketika kita haus, kita mesti minum air putih untuk memuaskannya. Disarankan jangan terlalu sering mengkonssumsi minuman elektrolit dalam kemasan. Kepana?.... Karena Air Putih adalah satu-satunya pelepas dahaga alami dan paling murah.

Anda mesti memperhatikan isi atau kandungan dalam minuman elektrolit kemasan. Terutama kadar NATRIUMnya. Rasionalnya adalah....
Natrium atau garam bersifat mengikuat molekul air, sehingga dengan terlalu banyaknya kadar natrium, maka akan semakin merasa haus dan tidak baik untuk tubuh, apalagi jika ada kelainan dalam sistem urinary kita... Selain itu, bagi kamu-kamu yang merupakan bagian dari "Keluarga Besar" alias gendut, kurangi minuman yang kadar natriumnya tinggi, karena dengan sifat natrium yang mengikat air, kemungkinan besar air tidak akan keluar dari tubuh dengan baik, sehingga kebanyakan akan mengendap di tubuh terutama perut. Akhirnya.... Ya.... Jadi seperti itulah perutmu...

Air Putih lah yang paling baik untuk tubuh kita, so...
DENGARKAN RASA HAUSMU...
Dan MINUMLAH AIR PUTIH...

PROPOLIS MARKETING PLAN

PENDAFTARAN KEANGGOTAAN:
Pendaftaran keanggotaan adalah Rp 30.000,' (berlaku seumur hidup dan bisa diwariskan)

PAKET PEMBELIAN PRODUK:
Melia Propolis 6 ml (isi 7 botol) Rp. 550.000,'

BONUS SISTEM:
1. Bonus penjualan langsung.
2. Bonus penjualan pribadi pembayaran bulanan.
3. Bonus insentif penjualan.
4. Bonus Leadership (kepemimpinan) pembayaran harian.
5. Bonus Unilevel (generasi) pembayaran bulanan.

Bonus Penjualan Langsung:
Melia Propolis 6 ml (bonus langsung 25.000,-)
  • Harga Member 75.000,-
  • Harga Konsumen 100.000,-

Bonus Penjualan Pribadi:
Anda berhak mendapatkan bonus sebesar 10% dari penjualan pribadi di atas 400 PV yang anda lakukan setiap bulannya.

Bonus Insentif Penjualan:
1. Bonus sebesar Rp 100.000,' dari setiap unit yang anda sponsori.
2. Pembayaran bonus setiap hari.

Bonus Leadership (kepemimpinan)

Pembayaran bonus Leadership SETIAP HARI (Senin s/d Jum'at) Maksimal Rp 850.000,- / hari untuk setiap unit atau Rp 17.000.000,- setiap bulan untuk setiap unit.

Bonus Unilevel:
  1. Bonua Unilevel anda dihitung 11 level compress.
  2. Automaintain (pembelajaan otomatis) sebesar Rp 750.000,- atau sebesar 200 PV yang dipotong dari bonus sponsor dan leadership sebesar 30%.
  3. Pembelanjaan otomatis dihitung dari awal bulan dan pembayaran bonus unilevel dibayarkan pada tanggal 20 bulan berikutnya. Anda juga memperoleh produk rupiah pembelanjaan.
  4. Peluang bonus unilevel untuk setiap unit anda adalah Rp 85.974.000,- / bulan
Anda dapat meningkatkan peluang penghasilan dengan bergabung 1, 3, 7 unit atau lebih.
Bila anda berminat, silahkan hubungi:
ANDY NURIYANTO
HP: 081 347 544 054
email: andynuriyanto@yahoo.com
Persyaratan:
1. Identitas diri (KTP atau bisa ditulis langsung ke email ato sms)
2. Uang pendaftaran Rp 30.000,-
3. Uang order Propolis di awal Rp 550.000,-

PROPOLIS


Propolis berasal dari kata:
Pro = Sebelum, Polis = Kota, arti kata gabungannya adalah "Sistem Pertahanan Kota"

Propolis dikumpulkan oleh lebah dari tumbuh-tumbuhan atau pucuk muda dan kulit pohon terutama pohon poplar lalu dicampurkan dengan air liurnya, yang digunakan untuk menambal lubang dalam sarang lebah yang sekaligus juga melindungi sarang lebah dari serangan virus, bakteri dan jamur.

Kandungan dalah Propolis adalah:
asam amino, vitamin-vitamin, bioflavonoids.

Dalam Surat An Nahl syat 68, 69 Allah berfirman:
.... akan keluar dari perutnya lebah beraneka warnanya, padanya ada obat bagi tubuh manusia....

Fungsi Propolis bagi tubuh manusia adalah:
1. Antibiotik alami,
2. Meningkatkan kekebalan tubuh,
3. Anti Kanker,
4. Nutrisi yang bergizi tinggi.

Kegunaan (penyembuhan) Propolis adalah:
a. Batuk, asma, bronchitis, paru-paru, sinusitis, flu, demam, sakit kepala.
b. Luka benda tajam, luka terbakar (infeksius).
c. Infeksi dan kelainan kewanitaan.
d. Herpes, penyakit kulit serta penyakit jamur.
e. Jerawat, bisul.
f. Infeksi kulit, telinga, dan gigi.
g. Wasir, ambeien.
h. Kanker, tumor, jantung, ginjal, hati dan diabetes.
i. Darah tinggi, darah rendah.
j. Hepatitis / liver.
k. Radiasi.
l. Stress, parkinson.
m. Gangguan pencernaah, maag.

Cara Konsumsi Propolis:
  1. Diminum: teteskan propolis dengan 1/4 gelas air putih lalu dikocok (sangat bagus dicampur dengan madu). Untuk orang sakit: 3 - 5 tetes, 2 - 5 kali sehari; sedangkan untuk orang sehat 5 - 7 tetes, 4 - 5 kali sehari.
  2. Penyembuhan Luar: Oleskan atau teteskan Propolis secara merata pada bagian tubuh yang luka atau sakit.
  3. Propolis dapat dikonsumsi dengan obat-obat lainnya tanpa adanya efek samping apapun.

GAGAL GINJAL DIAKIBATKAN HIPERTENSI DAN DIABETES


Sebagian besar penderita gagal ginjal di Indonesia diakibatkan penyakit hipertensi dan kencing manis (diabetes melitus), kata pakar ginjal dari Bandung, Prof. Dr Rully MA Roesli, SpPD-KGH yang sekaligus salah satu guru besar. "Seseorang yang menderita hipertensi dan kencing manis jika tidak dikontrol dengan baik, maka diperkirakan dalam jangka waktu lima tahun akan menderita gagal ginjal".

Pada peresmian Perhimpunan Peduli Ginjal Hipertensi Indonesia (Perdughi), Prof. Dr Rully MA Roesli, SpPD-KGH mengajak masyarakat agar sejak dini mencegah gagal ginjal dengan mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah. Menurut beliau jika seseorang tidak secara rutin mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah, maka akan kaget jika tiba-tiba setelah diperiksa ginjal sudah tidak berfungsi dengan sempurna atau menderita gagal ginjal. Kemudian jika seseorang telah dinyatakan menderita gagal ginjal, maka pengobatan yang bisa ditempuh adalah harus melalui cuci darah seminggu dua kali yang biaya sekali cuci darah antara Rp400 ribu - Rp1 juta, dan jika cangkok ginjal biayanya Rp500 juta - Rp1 miliar"

Karena itu, pendiri Perdughi itu berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia melakukan kampanye untuk mencegah penyakit gagal ginjal, seperti kontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah, olahraga secara teratur, minum air putih secukupnya, tidak merokok dan minum alkohol